Pernahkah kita merasakan kesusahan hidup? Saya yakin anda semua pasti
pernah mengalaminya. Dari anak – anak sampai orang tua yang sudah
berpengalaman pun pasti tahu seperti apa rasanya. Kebanyakan
pasti berpikirnya negatif, jarang yang positif. Membayangkannya saja
sudah banyak gaya, mulai dari wajah yang sedih, tatapan mata yang sayu,
atau menarik & membuang napas panjang. Jarang sekali dari kita yang
bisa menerimanya dengan tulus & lapang dada, kecuali para nabi atau
orang – orang saleh lainnya.
Orang yang punya banyak harta melimpah saja bisa dapat kesusahan
hidup, apalgi orang yang gak punya apa – apa. Kesusahan hidup itu selalu
ada di setiap situasi & kondisi yang bagaimana pun, termasuk di
dalam hati kecil kita sendiri. Untuk lepas dari kesusahan hidup, kita
menempuh beragam cara masing – masing dengan niat atau tujuan yang
berbeda. Pepatah lama bilang, “Banyak Jalan Menuju Ke Roma”.
Kesusahan hidup ada di dunia & akhirat, dengan sifatnya yang
abadi & tidak abadi. Setiap kesusahan juga diimbangi dengan
kesenangan, yang sifatnya juga sama seperti diatas. Tapi kita justru
lebih memikirkan kesenangan yang sifatnya cuma sebentar, yang belum
tentu itu baik buat kita atau orang lain. Bahkan kita ditempelin rasa
takut didatangi kesusahan hidup yang belum yang belum tentu itu lama di
diri kita.
Mungkin kita harus berbesar hati atau sedikit tersenyum pada
segelintir orang yang pernah menyusahkan hidup kita habis – habisan,
bahkan mempersulit ruang gerak kita kemana saja. Mungkin juga kita harus
mema’afkan kepada segelintir orang yang pernah menipu atau menghina
kita di depan orang banyak, karena tanpa mereka tidak mungkin kita bisa
berpikir lebih bijaksana. Bagaimana pun kesusahan hidup itu adalah suatu
hal yang memang mengasah ketegaran mental kita sehari – hari. Banyak
pengalaman atau ilmu yang bisa didapat dari kesusahan hidup itu untuk
menguji keimanan atau budi pekerti kita, dalam hubungan lewat Sang Maha
Pencipta atau sesama makhluk hidup di bumi.
Saya yakin bahwa setiap orang ingin sekali mengejar & mendapatkan
kesenangan hidup, tapi saya ingatkan bahwa kita harus berjuang terlebih
dahulu dengan melewati kesusahan hidup. Kita harus merasakan susahnya
dibawah sebelum merasa nikmat diatas. Tetapi kalau kita begitu cepat
merasakan kesenangan tanpa diawali dengan kesusahan, maka akan ada
pepatah berbunyi, “ Easy Come, Easy Go.” Cepat datangnya, tapi cepat juga perginya. Terserah kepada apa yang akan jadi pilihan anda.
Terkadang dalam perjuangan untuk mendapatkan kesenangan hidup, mau
tidak mau kita harus jatuh bangun dengan berbenturan segala hal.
Prinsip, etika, kebudayaan, pola pikir atau ketertarikan pada sesuatu
yang sifatnya materi terkadang membuat kita menjadi tidak sepaham dengan
orang – orang yang merasa dekat sama kehidupan kita sehari – hari
bahkan bisa membuat kita dijauhi secara cepat atau lambat. Namun lain
dengan merangkul yang beda pemahaman soal kesusahan hidup, kalau memakai
ketenangan dalam berpikir, berbicara & bertindak. Hati boleh panas,
tapi kepala harus dingin. Mencari jalan keluar dari kesusahan menuju
kesenangan dengan bekerja sama dalam kebaikan & saling terbuka dalam
mengeluarkan maupun menerima aspirasi. Kalau perlu ditambah sedikit
canda tawa supa situasi & kondisi saat sedang berunding jadi segar
& tidak tegang. Syukur – syukur bisa mendatangkan ide tak terduga,
atau menambah awet muda.
Indahnya hidup itu bukan dari berapa banyak harta benda yang bisa
dikumpulkan untuk 7 turunan, atau kesempurnaan fisik yang kita miliki.
Indahnya hidup itu terjadi kalau kita bisa menerima apa – apa yang
merupakan karunia langsung dari Tuhan. Lalu memanfaatkannya untuk
kebaikan oarang baik. Biarpun hidup ini susah, tapi masih ada rejeki
yang tak terduga yang datangnya hari ini, besok, atau lusa. Masih ada
waktu buat tersenyum atau ketawa cekikikan, biar gak terlalu puyeng
dalam menghadapi kesusahan hidup. Yang penting kita masih dikasih umur
panjang & kesehatan buat nyari sesuap nasi dari mana aja yang kita
bisa. Biarpun kadang – kadang suka aja ada yang sirik alias dengki sama
kita. Kalau memang ada yang seperti itu, bilang aja, “Sirik Tanda Tak
Mampu.” Beres kan ?
Cobalah kita itu sekali – kali merenungi apa saja sih yang membuat
hidup ini susah. Apakah kita emang banyak dosa, atau mungkin kita lagi
diuji imannya sama yang kuasa? Tapi bagaimana juga kalau hidup kita ini
gak pernah ada susahnya sama sekali, pasti kita gak pernah tahu apa sih
arti hidup yang sebenarnya. Apa – apa harus enak, nyaman, segar sampai
nanti kalau mau mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar